Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Puisi Anak Yatim Piatu

Rintihan Anak Yatim Piatu? Ayah...Ibu.... Aku menangis dalam teriakkanku Aku bertanya, dimanakah kalian kini? Dimana? Tak ada satupun suara yang mampu menjawab pertanyaanku Semuanya diam dan membisu Wahai ayah...Wahai ibu... Aku sangat merindukan belaian kasih sayang kalian Tidakkah kalian   merasakan keinginanku itu? Aku ingin seperti dulu lagi Menjadi anak yang disayangi Tapi sayang seribu sayang Kecelakaan itu telah menghapus semua memori kehidupan Ayah...di sini aku kesepian Ibu...disini aku sendirian Tak ada satu orangpun yang menghargaiku Dan tak ada satu orangpun yang peduli denganku Aku bagaikan debu yang tak berdosa Yang tak tahu apa-apa Berjalan kesana-kemari dengan tak tentu arah Ayah...Ibu... Hidupku kini bagai hidup sang parasit Pergi kesana pergi kesini sambil menyempit Rasanya aku tak ingin hidup di dunia yang kecam ini Yang hanya mementingkan kekayaan saja Ayah...ibu... Tidakkah kalian tahu Aku butuh k...

Puisi Matematika

Gambar
Matematika diantara Kita Oleh: Alfino Rahel              Jerina Novita Elpasari                                                   M. Nur Irsyad             Niko Rizald i Kupandangi malam penuh bintang Bertebaran bertentangan bulan Bulat ia bagai lingkaran Cerminkanku pertidaksamaan                                                               ...

Cerpen Motivasi

Gambar
Anak SD dan Jembatan Pembawa Perubahan (Nearacil) “Zaimi, Zaimi….! Zaimi bangun….” Akupun terperanjat dalam naungan tidur yang tak berkesudahan dari tadi malam. Sambil mengucek sisa-sisa kesadaran yang ada, matakupun terbuka lebar. Untuk kedua kalinya jantungku dipompa sebegitu cepat, “Mengapa tidak?” Guru killer , Pak Sumantri berada tepat di depanku. “Waduh….Bapak, heheh…dari tadi ya, Pak?”   “Zaimii..! Basuh cepat mukamu itu!” Seruan Pak Sumantri bak sebuah sensor yang berlari cepat menuju neuronku, tanpa berpikir lagi. Aku segera keluar dan membasuh muka. Tak selang beberapa menit, Akupun kembali masuk kedalam ruang kelas yang memuat 35 murid dan 1 guru itu. Keadaanpun menjadi hening, senyap dan sunyi. Semua mata melirik kearahku, namun keheningan ini tak berlangsung lama. Keheninganpun pecah ketika Pak Sumantri menyuruhku berdiri dan menghormati bendera yang ada dalam kelas. Pak Sumantri merupakan salah satu guru besar di sekolahku. Sosok Pak Sumantri yang garan...