Lombok Island dan Event SASAMBO GFE 2017



















Hay guys, perkenalkan namaku Niko Rizaldi. Aku adalah salah satu delegasi Sasambo Greeneration of the Earth (GFE) Camp 2017. Aku berasal dari Provinsi Riau. Saat ini aku sedang menempuh program studi S1 di Universitas Riau (UR). Nah, kali ini aku akan menceritakan kepada para reader setiaku bagaimana pengalaman yang aku dapatkan selama 4 hari 3 malam di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Awalnya aku mendapat informasi mengenai GFE Camp 2017 dari media sosial internet, ketika aku membaca dengan seksama persyaratannya. Menurutku syaratnya tidak terlampau sulit, pertama kami dianjurkan membayar uang pendaftaran Rp 150.000,- tentu harga ini tidak fantastis terlebih lagi kami langsung mendapatkan merchandise dan E-certificate of donated trees. Wahhh….siapa yang tidak mau. Kedua kami akan melakukan Test Potensi Akademik (TPA) dan pengetahuan umum secara online, ya aku cukup bisalah kalau masalah TPA dan pengetahuan umum, secara aku sering baca wikipedia serta ensklopedia gitu. Sedangkan ketiga adalah membuat video dengan durasi 1 menit, hmmmm….it’s okay for me. So I apply this program.

Setelah melalui tahap pertama, akupun bersiap untuk mengikuti TPA dan pengetahuan umum. Kami diberikan 2 kali kesempatan oleh panitia, dikarenakan koneksi bermasalah dihari pertama akupun mencoba kesempatan kedua pada hari selanjutnya. 100 soal TPA, pada pukul 19.30 WIB siap untuk dikerjakan, dan pada pukul 20.15 di lanjutkan dengan test pengetahuan umum dengan ketentuan 1 soal 5 detik. Wah memang suatu yang luar biasa, mengerjakan soal full English ditambah waktunya hanya 5 detik, kebayang gak muter otaknya kayak mana.

Top 200 akhirnya diumumkan, dan ternyata namaku tidak tercantum dalam website sasambo.org, jujur sebenarnya aku syok dan sedikit sedih tapi ya tidak masalah bagiku mungkin memang belum rezeki. Mataharipun condong kearah barat dan langitpun mulai menampakkan gelapnya, pertanda hari telah senja. Tiba-tiba notif message dari handphone berdering, segera aku mengecek handphone. Message itu berisi pemberitahuan bahwa aku termasuk dalam 7 orang yang diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ketiga yaitu video challenge. Betapa bahagianya aku kala itu, perjuanganku masih berlanjut dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Tidak selang dari beberapa hari setelah pengumuman, aku terus berupaya mencari ide terbaik untuk video challenge. Dibantu dengan 3 junior terbaik, akhirnya aku telah menyelesaikan videoku. Jika penasaran check ya ke link berikut https://www.youtube.com/watch?v=Unu5gMc_BvU don’t forger for like and subscribe ya.

Kebiasaan tidur larut sambil mengerjakan tugas—maklum anak teknik, mungkin  telah membawa berkah bagiku. Tepat pukul 02.00, aku iseng-iseng membuka instagram dan ternyata aku pengumuman top 50 telah di-publish. Betapa senangnya hatiku ketika namaku tercantum didalam 50 delegasi terbaik Asia dalam event GFE 2017  di Lombok, Indonesia. Keesokannya segera aku mencari sponsor untuk mendanai transportasiku dengan membawa kebanggaan mahasiswa UR juga sebanding dengan mahasiswa terbaik se-Asia.

Setelah sekian lama mengurus dana, meyakinkan para staff fakultas maupun jurusan, akhirnya aku mendapatkannya. Segera aku membeli tiket secara online, untuk kepergian besoknya ke Nusa Tenggara Barat. Lombok….. I’m coming for you.


9 Maret 2017
Akhirnya untuk pertama kalinya aku mendarat di Lombok International Airport (LOP), ternyata kami semua delegasi telah ditunggu oleh pihak panitia di pintu gerbang LOP. Kami diantar oleh panitia menuju lokasi camp. Selama perjalanan kami disuguhkan keindahan alam yang menakjubkan, terlebih lagi sesampainya di-camp, tenda kami berhadapan langsung dengan pantai yang sangat indah menyejukkan mata. It’s awesome guys…

Tepat malam hari sekitar pukul 20.00 WITA kami berkumpul di tengah camp, open ceremony oleh panitia sangat membanggakan kami yang datang dari penjuru Asia—Indonesia, karena para delegasi terpilih adalah pemuda-pemudi Indonesia. Pada malam tersebut kami dibentuk dalam 5 kelompok, dan aku termasuk ke dalam kelompok yang orang-orang kece yaitu kelompok 3. We call our group are Tolulot, sedikit menukil harfiah bahasa, Tolu berasal dari kata Batak dan Jawa yang berartikan 3, sedangkan –lot hanya penambahan kami agar ke kinian. Acara dilanjutkan dengan makan bersama dengan traditional food dari daerah masing-masing. Malam yang mengagumkan bertemu delegasi terbaik Asia dan dapat bercengkrama saling mengikat silaturahmi.




10 Maret 2017
Aku yang berada di tenda no 8,bangun di pagi hari dan segera bersiap mengikuti rangkaian acara oleh panitia. Kamipun kembali dikumpulkan dalam kelompok untuk pergi menuju daerah Banyumulek, salah satu tempat kerajinan Gerabah terbaik di Indonesia. Tidak butuh waktu lama untuk akrab dengan para delegasi, karena mereka orangnya asyik-asyik dan sangat enak untuk dia ajak cerita istilah kerennya nyambunglah. Salah satu alasannya karena kami adalah Greeneration Friend of the Earth yang telah melalui seleksi yang sangat ketat.

Akhirnya kami sampai di Banyumulek, disana kami diajarkan bagaimana cara membuat gerabah yang baik dan benar. Ketika itu aku membuat 3 hasil karya yang fantastis yaitu asbak, gelas dan piring bersama 2 teman baruku. Ternyata jika mau belajar semua orang dapat menyelesaikan apa-apa yang mereka inginkan meskipun awalnya mereka tidak bisa. Mungkin itulah kata-kata yang pantas untuk sesi pertama GFE 2017.

Haripun menjelang siang, kami segera menuju sesi kedua dari rangkaian acara GFE 2017 yaitu menghias gerabah yang sudah jadi menggunakan kulit telur. Sesi yang mengasyikkan karena barang tidak ada manfaatnya seperti kulit telur bisa disulap mejadi suatu barang jadi dengan nilai jual tinggi.

Selesai istirahat, sholat dan makan. Aku beserta rombongan segera menuju sesi ketiga yaitu menanam bibit mangrove di kawasan Pantai Cemara, Lombok Barat. Seperti yang diketahui bersama tanaman mangrove salah satu tanaman yang sangat bermanfaat untuk daerah pantai yang dilindungi dari pemukiman, karena mampu menahan abrasi. Selain itu tanaman mangrove akan menjadi rumah bagi ikan-ikan, udang maupun kepiting, tentu dibidang perikanan menambah pemasukan daripada nelayan. 

Kedatangan kami ke daerah tersebut disambut hangat oleh warga yang berada disana, mereka sangat senang dengan kedatangan kami. Selanjutnya, kamipun berangkat per-group dalam 1 perahu yang dikendalikan oleh 2 orang bapak yang sangat ramah dengan membawa bibit mangrove.

Selesai menanam mangrove, kami segera menuju tepian pantai dan tidak lupa pula kami berfoto ria terlebih dahulu. Maklum event kali ini di dominasi kaum hawa, ya sama tahulah. Jepret sini, jepret sana…. Di akhir sesi kami tidak lupa berfoto bersama dengan warga di Pantai Cemara, Lombok yang sangat ramah. Oh ya, aku sempat mendengar suatu perkataan yang terucap oleh seorang bapak yang berada disana, beliau berkata dengan harunya begitu jarang dia melihat anak muda yang peduli dengan lingkungan dewasa ini yang mau menanam bibit pohon dengan berkotor-kotoran. Seketika dia melihat punggung kami bertuliskan “I’m Friend of The Earth” diapun kemudian mengacungkan jempol kepada kami. Aku yang menyaksikan keharuan itu turut bangga dengan diriku serta teman-temanku karena kami telah membuat perubahan untuk generasi kami, semoga kegiatan yang kami laksanakan berdampak kepada generasi muda lainnya.



Malampun telah menunjukkan wujudnya sehingga aku beserta rombongan pulang dengan senang hati ke lokasi camp. Pukul 20.30, kami kedatangan narasumber yang sangat menginspirasi. Pertama adalah Pak Syawaluddin yang mempelopori program Bank Sampah, sungguh mulianya beliau menyulap sampah menjadi barang berguna dan mampu mempekerjakan banyak orang. Kedua adalah Pak Theo yang gigih dengan kreatifitas membuat kerajinan yang berasal dari sampah kertas. Sungguh luar biasa…. Terimakasih GFE untuk kegiatan hari kedua ini, very inspiring.

11 Maret 2017
Hari ketiga ini kami full berada di Gilitrawangan. Sedikit ulasan Gilitrawangan merupakan suatu pulau yang sangat indah dikelilingi oleh pantai yang luar biasa. Keindahan alam laut yang menakjubkan, terumbu karang, ikan-ikan yang beranekaragam.

Begitu menyenangkan melakukan snorkeling bersama teman-teman, meskipun tidak pandai berenang aku coba memberanikan diri untuk snorkeling menggunakan pelampung dan perlengkapan lainnya. Selain itu, group kami tolulot juga diberi challenge yaitu membuat video konservasi selama berada di Gilitrawangan. Dengan kamera yang sedikit menyiksa batin karena suara dari kamera tersebut tidak terdengar jelas, namun kami tetap melanjutkan pembuatan video. Dan diakhiri dengan foto bersama di ayunan tengah laut. Just having fun guys….


Selama berada di Gilitrawangan aku sangat berantusias, dan menikmati dengan sangat keindahan alam disana. Namun disisi lain aku sedikit cemas, semakin terkenalnya Lombok, Gilitrawangan oleh para wisatawan tentu sedikit banyaknya memberikan pengaruh buruk terhadap keindahan alam disana. Tidak ada yang tahu 5 – 10 tahun lagi, bagaimana keadaan di Gilitrawangan, apakah keindahan laut masih terjaga? Who know’s, secara tidak langsung panitia telah menamkan kepada kami untuk terus menjaga bumi kita dari kebiasaan manusia yang sering merusak karena kami dan kita semua adalah friends of the Earth.

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu, seakan tidak ingin berpisah dengan Lombok, teman-teman delegasi GFE 2017 dan seluruh panitia. Malam perpisahan yang penuh keharuan, keceriaan bercampur aduk menjadi satu. Untuk terakhirnya kami disuguhkan dengan penampilan tari tradisional Lombok dan fireworks oleh panitia.

Selanjutnya satu persatu kami menerima sertifikat delegasi dan kamipun resmi menjadi agent perubahan yang senantiasa menjaga bumi. Kami juga mengemban amanah besar untuk memberi pengaruh kepada orang banyak bahwa kita semua adalah friends of the earth yang memang sudah sepantasnya mejaga bumi.

12 Maret 2017
Inilah hari perpisahan kami dari event GFE yang berlangsung 4 hari 3 malam. Aku dengan perasaan bangga, menuju Lombok International Airport untuk kepulangan ke kota tercinta Pekanbaru.

13 Maret 2017
“Nikoooo,bangun-bangun. Kamu gak kuliah? Kita ada quiz nanti lo”, teman serumahku terus mengetuk pintu kamarku. Aku segera membuka pintu, dan hari telah pagi. Sontak akupun terkejut, “Quiz ?”. Oh, God. Pleaseee, help me, baru juga sehari di Pekanbaru.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Me In Next Ten Years

Impianku Mengabdi untuk Negeri sebagai Engineer